Memiliki anak keturunan yang dapat menjadi generasi penerus adalah harapan dan impian setiap orang, terlebih mereka yang telah membangun rumah tangga dengan pasangannya. Bahkan memiliki keturunan menjadi salah satu tujuan dari sebuah pernikahan. Di masyarakat bisa kita lihat, bila ada sepasang suami istri yang belum lama menikah selalu yang ditanyakan pertama kali oleh teman dan kerabatnya adalah “sudah punya momongan atau belum?”.
Meski demikian Islam mengajarkan bahwa anak keturunan yang kita harapkan tidaklah sekadar anak keturunan penerus generasi saja, tapi anak keturunan yang berkualitas, memiliki kepribadian yang luhur lahir dan batin. Singkat kata Islam mengajarkan kita untuk memiliki anak keturunan yang saleh.
Ajaran ini banyak disampaikan di dalam Al-Qur’an melalui beberapa ayat yang mengisahkan para nabi yang memanjatkan doa kepada Allah agar diberi anak keturunan yang baik. Di antaranya doa-doa itu dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Zakariya, dan orang salih lainnya. Di antara doa-doa itu adalah:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Rabbi hab lî minas shâlihîn
Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahilah kami keturunan yang termasuk orang-orang yang salih.”
Konon doa ini sudah sering dan selalu dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim sejak beliau masih lajang, belum menikah.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a’yunin waj’alnâ lil muttaqîna imâmâ
Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pandangan mata yang menyejukkan dari para istri dan anak keturunan kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Selain doa-doa yang tertulis di dalam Al-Qur’an kita juga sering mendengarkan doa yang dipanjatkan oleh para guru dan ulama dalam rangka memohon anak keturunan yang baik. Di antara doa itu adalah:
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَوْلَادِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاحْفَظْهُمْ وَلَا تَضُرَّهُمْ وَارْزُقْنَا بِرَّهُمْ
Allâhumma bârik lanâ fî aulâdinâ wa dzurriyyâtinâ wahfadhhum wa lâ tadlurrahum warzuqnâ birrahum
Artinya: “Ya Allah berkahilah kami di dalam anak-anak dan keturunan kami, jagalah mereka (dari segala kejelekan), jangan Kau bahayakan mereka, dan berilah kami kebaikan mereka.”
Doa-doa semacam ini sangat perlu untuk selalu dipanjatkan oleh setiap orang tua, agar generasi penerusnya menjadi generasi penerus yang salih, yang bekualitas baik lahir maupun batin, menjadi manusia mulia dan memuliakan kedua orang tua di dunia dan akherat kelak. Semoga bermanfaat. Wallâhu a’lam.
Yazid Muttaqin, santri alumni Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta, kini aktif sebagai penghulu di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Tegal.
Sumber: Website NU