Surabaya — Meskipun tidak menjadi anggota serta simpatisan, banyak kalangan yang merasa cocok dengan tradisi NU. Mereka melakukan tahlilan, istigatsah, wirid dan sejenisnya padahal bukan termasuk warga ataupun pengurus jam’iyah. Hal ini membuktikan bahwa secara tradisi, masyarakat lebih cocok dengan yang telah diajarkan serta dilakukan NU.
“Saya pernah melakukan serangkaian kunjungan ke luar negeri dan mendapatkan kenyataan tersebut,” kata KH Fahrur Rozi, Ahad (5/3).
Demikian pula Gus Fahrur, sapaan akrabnya telah bertemu dengan sejumlah aktifis organisasi sosial keagamaan yang mengaku modernis, namun gemar tahlilan dan istigatsah. “Ini membuktikan bahwa mereka juga akrab dengan tradisi NU,” lanjut Wakil Ketua PWNU Jatim tersebut.
Pandangan ini disampaikan Gus Fahrur ketika memberikan sambutan atas nama PWNU Jatim pada kegiatan halaqah mahasiswa kader Aswaja. Kegiatan diikuti sejumlah aktifis IPNU, IPPNU, PMII, KMNU sejumlah kampus di Surabaya dan berlangsung sehari penuh di kantor PWNU Jatim.
Kendati demikian, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Bululawang Malang tersebut mengingatkan sejumlah kalangan bahwa tantangan Aswaja NU kian berat, khususnya di lingkungan kampus. “Organisasi lain sangat giat dan kuat dalam mempengaruhi pemikiran mahasiswa,” kata peraih gelar doktor di Universitas Merdeka Malang ini.
Tantangan lain yang harus dijawab mahasiswa Aswaja adalah bagaimana tradisi yang sudah mengakar di masyarakat dapat dijelaskan secara akademis. “Termasuk menggali dalil yang ada, sehingga dapat diterima berbagai kalangan khususnya mereka yang sebelumnya ragu dan bahkan menentang,” jelasnya.
Karena itu, kegiatan halaqah mahasiswa adalah sangat tepat dalam menjawab sejumlah keraguan terhadap tradisi. “Yang juga sangat penting adalah bagaimana membangun sinergi antar kampus agar lahir kader Aswaja yang diharapkan,” katanya.
Acara yang berlangsung di kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya tersebut mengambil tema halaqah mahasiswa kader Aswaja, sinergi dan strategi peneguhan paham Aswaja di lingkungan mahasiswa.
Narasumber yang dihadirkan adalah Pembantu Rektor III Universitas Airlangga Surabaya, Prof Ir H H Mochammad Amir Alamsjah. Juga Ketua PW Lembaga Perguruan Tinggi NU Jatim, Prof Dr Babun Suharto, SE, MM, serta dosen ITS Dr Muhammad Mashuri, MT. Kegiatan dipandu Ustadz Fathul Qodir, MHi. (syaifullah)
Originally posted on 7 March 2017 @ 13:26