Surabaya – Saat ini ladang dakwah tidak semata di majlis taklim dan mimbar, tetapi juga di media sosial (medsos). Karena di medsos terdapat generasi milenial yang layak mendapatkan perhatian.
Setidaknya inilah yang diingatkan Syaifullah Ahmad Nawawi saat menjadi pemateri pada kegiatan Kiswah atau Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Surabaya.
“Generasi Milenial”
“Generasi milenial adalah mereka yang berumur 15 hingga 35 tahun,” katanya, Sabtu (21/10). Jumlah mereka ternyata bisa mencapai 44 persen dari penduduk di negeri ini, lanjut Redaktur Pelaksana Majalah Aula milik PWNU Jatim tersebut.
Menurut kontributor website resmi NU yakni NU Online ini, ada sejumlah ciri yang menyertai generasi milenial. “Yang pasti, mereka sangat kreatif dan penuh ide serta gagasan baru,” kata alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya.
Ciri berikutnya yakni percaya diri untuk mengeksekusi ide yang dimiliki. “Dan yang terakhir adalah terhubung antara satu dengan lainnya, baik di dunia nyata maupun di dunia maya,” katanya.
Karena itu, dakwah yang efektif adalah dengan memahami bahasa anak muda. “Dari mulai yang digemari yakni musik maupun film, olahraga hingga teknologi,” ujarnya.
“Yang juga harus disadari adalah bahwa anak muda zaman sekarang tidak suka indoktrinasi,” katanya. Karena itu, yang harus dilakukan adalah dengan mengajak mereka berdialog untuk merasionalkan sejumlah pesan dan nilai agama, lanjutnya.
“Sampaikan pesan agama yakni Aswaja lewat medsos”
Sedangkan hal penting yang harus dilakukan para aktifis Aswaja an-Nahdliyah yang aktif di medsos, “Sampaikan pesan agama, yakni Aswaja, lewat medsos,” pintanya.
Dengan terlibat dan mewarnai medsos, maka pesan keagamaan yang dikemas dengan bahasa dan isi khas anak muda, akan membuat mereka tertarik mendalami. “Cara-cara seperti inilah yang dapat dilakukan aktifis muda Aswaja dalam mengenalkan ajaran kepada anak muda,” pungkasnya.
Kiswah adalah aktifitas rutin setiap Sabtu sore yang diselenggarakan Aswaja NU Center PWNU Jatim. Peserta kajian adalah sejumlah aktifis di lembaga dan badan otonom NU, serta utusan dari beberapa kampus di Surabaya. Kegiatan terbuka untuk umum dan menghadirkan narasumber sesuai topik yang sedang menjadi perbincangan khalayak. (sf/sai)