Pak Ustadz, dalam rangka untuk menyempurnakan amal ibadah puasa saya, maka saya memohon kepada pak ustadz agar menjelaskan tentang sejumlah amal (perbuatan) yang dapat menyempurnakan kualitas ibadah puasa saya di bulan Ramadhan yang akan datang sehingga puasa saya lebih bermakna di sisi Allah SWT dan sekaligus membawa dampak yang positif bagi kehidupan saya. Atas penjelasannya saya sampaikan terima kasih.
Abdul Mun’im
Jl. Pagesangan 52 Surabaya
Jawaban:
Mas Abdul Mun’im yang dirahmati Allah, adalah sebuah kebanggaan bagi kita ketika kita melihat masyarakat muslim Indonesia yang tampak antusiasme ketika memasuki awal bulan Ramadhan. Dan tidak dapat dipungkiri pula, bahwa dibalik antusiasme masyarakat akan hadirnya bulan suci Ramdhan, maraknya perbuatan – perbuatan masyarakat yang menyimpang dari tuntunan syari’at Islam dan justru dilakukan oleh orang yang berpuasa. Hal ini sebagaimana disinyalir oleh Rasul SAW dalam sebuah haditsnya:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَاسُ
Artinya: “ Betapa banyak orang yang melakukan ibadah puasa tetapi tidak mendapatkan pahala puasanya, melainkan hanya lapar dan haus”.
Oleh karena itu, sebaiknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari hal-hal yang dapat mengurangi nilai dan pahala puasa kita, dan sekaligus mengisi bulan suci Ramadhan ini dengan amalan-amalan yang baik yang dapat menyempurnakan nilai pahala puasa kita. Adapun amalan-amalan tersebut yang dapat menyempurnakan nilai puasa kita, antara lain[1]:
- Bersegera dalam berbuka puasa pada saat matahari telah terbenam dan dilakukan sebelum shalat Maghrib. Disamping itu, hendaknya bagi orang yang berpuasa memakan kurma atau jenis makanan lainnya yang memiliki rasa manis dan dalam jumlah yang ganjil, yaitu 3 atau lebih.
- Pada saat ingin berbuka hendaknya berdo’a kepada Allah SWT dengan do’a yang ma’tsur (diajarkan oleh Rasul SAW), antara lain:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ أَمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya: “ Ya Allah, hanya karenamu aku berpuasa, dan hanya kepadamu aku beriman, dan atas rezekimu aku berbuka”.
- Makan sahur. Dan ulama’ menganjurkan agar makan sahur dilakukan walaupun hanya dengan seteguk air. Dan yang lebih utama lagi, sahur tersebut dilakukan menjelang adzan shubuh tetapi sekiranya tidak masuk awal waktu shubuh. Mengenai status hukumnya, sahur tersebut dianggap sebagai amalan yang sunnah. Hal ini sebagaimana Sabda Rasul SAW:
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
Artinya: “ Makanlah sahur , karena sesungguhnya di balik makan sahur itu terdapat barakah”.
- Mencegah lisan dari perkataan yang lagha (sia-sia).
Pada dasarnya, menjaga lisan dari perkataan yang kurang baik bukan hanya semata-mata di bulan Ramadhan, melainkan juga di hari-hari selain bulan Ramdhan. Dan seseorang dapat dikatakan sebagai muslim yang sempurna apabila dia dapat mengendalikan lisannya dari perkataan yang tidak baik dan tidak membawa manfaat. Hal ini dipertegas oleh Sabda Nabi SAW:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْهِ
Artinya: “ Termasuk tanda-tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah apabila dia mampu meninggalkan perkataan yang tidak membawa manfaat”.
- Memperbanyak amal sholeh, antara lain: bersedekah, berbuat baik kepada tetangga, keluarga, dan fakir-miskin, menyibukkan diri dengan belajar dan menuntut ilmu pengetahuan, mebaca al-Qur’an, membaca shalawat, dan beri’tikaf (berdiam diri di masjid).
[1] Abdurrahma>n al- Juzairi>, Al-fiqh ala> al-Maz}a>hib al-Arba’ah, Jilid III, Lebanon, Da>r al-Fikr, Cetakan I, 1996, 543-544
[2] Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtar al-Ahadits, (Surabaya: Darul Ilmi, 1948), 79
Originally posted on 3 July 2014 @ 06:12