Surabaya — Lewat rapat pengurus yang dilangsungkan Sabtu (29/8) petang, akhirnya menunjuk KH Anwar Manshur sebagai Pejabat Rais Syuriah PWNU Jawa Timur. Hal ini karena KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Wakil Rais Aam PBNU hasil Muktamar ke-33 NU di Jombang.
Penjelasan tersebut disampaikan KH Syafrudin Syarif usai rapat yang berlangsung di lantai 2 kantor PWNU Jatim Jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya. “KH Anwar Mashur yang awalnya sebagai wakil rais akhirnya ditetapkan sebagai Pejabat Rais Syuriah PWNU Jatim,” katanya kepada media ini.
Penetapan ini sudah sesuai dengan AD dan ART serta ketentuan Pedoman Organisasi (PO) yang dimiliki Nahdlatul Ulama (NU). “Karena pada bab pengisian jabatan antar waktu telah ditentukan apabila rais berhalangan tetap, maka wakil rais urutan paling atas menjabat pejabat rais,” terang Kiai Syafrudin, sapaan akrabnya. Dan pada saat rapat, para kiai juga sepakat dengan ketentuan tersebut, lanjutnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin al-Islami Probolinggo ini mengemukakan bahwa suasana rapat sangat akrab. Namun ketika seluruh peserta rapat memutuskan bahwa pengganti KH Miftachul Akhyar adalah KH Anwar Manshur, yang bersangkutan menangis. “Saat itu, Kiai Anwar Manshur tidak menolak, tapi menangis,” tandas alumni Pesantren Lirboyo Kediri ini.
Dalam pandangan Kiai Syafrudin, apa yang tercermin dari KH Anwar Mashur sebagai ekspresi bahwa Pejabat Rais Syuriah Jatim sebagai amanat yang berat.
Pada rapat tersebut juga dilakukan konsolidasi untuk menyatukan kembali soliditas NU usai muktamar. “Ada banyak pihak yang tidak menginginkan NU eksis di negeri ini,” tandasnya. Karena itu segala upaya untuk memecahbelah dan mengganggu kekompakan NU harus disadari dan dilawan, pungkasnya.
KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Rais PWNU Jatim pada Konferwil di Lebo Sidoarjo tahun 2013. Wakil rais saat itu adalah KH Anwar Manshur, KH Agoes Ali Masyhuri, KH Mudatstsir Badruddin, KH Sadid Jauhari dan sejumlah kiai lain.
Rapat juga menyepakati masuknya KH Sholeh Qosim (Sepanjang Sidoarjo) dan KH Anwar Iskandar (Kediri) sebagai wakil rais. Juga ada nama KH Dzil Hilmi (Surabaya) dan KH Ibnu Athoillah (Kediri) sebagai wakil katib.