Kitab Tasawuf Risalah Mustarsyidin karya Imam Haris Al-Muhasibi (243 H) seperti sebuah ceramah yang ditulis, tanpa bab dan tema mengalir bahkan kadang ada beberapa tema yang diulang. Alhamdulillah kemarin pagi langsung dibaca khatam selama 2 jam oleh Syekh Dr Khaled Kharsah.
Karena khatam saya upayakan untuk merekonstruksi dalam bacaan ringan tanpa menghilangkan subtansi, agar orang yang baru memulai belajar Tasawuf seperti saya dapat dengan mudah memahami. Sebab meskipun kitab ini berukuran kecil namun menjadi rujukan beberapa kitab Tasawuf besar seperti Ihya’ Ulumuddin, Qut Al-Qulub, Risalah Qusyairiyah dan sebagainya.
Saya mengawali dari hal. 90. Sebab bahasan utama dari kitab Tasawuf adalah menjernihkan hati, membersihkan jiwa atau menyucikan kalbu.
قال بعض الحكماء مثل القلب مثل بيت له ستة أبواب ثم قيل له احذر ألا يدخل عليك من أحد هذه الأبواب شئ فيفسد عليك البيت فالقلب هو البيت والابواب اللسان والسمع والبصر واليدان والرجلان والشم فمتى انفتح باب من هذه الأبواب بغير علم ضاع البيت
“Hati, ibaratnya adalah rumah dengan 6 pintu. Pintu-pintu tersebut harus dijaga. Demikian pula, hati memiliki 6 pintu, yakni mata, mulut, telinga, hidung, dua tangan dan kaki. Bila ada pintu yang tidak dijaga maka akan ada maling yang mencuri dar dalam rumah.”
Syetan akan berupaya masuk ke dalam hati karena hati adalah pusat kendali dan kontrol. Jika hati baik maka baik seluruh anggota tubuh. Dan jika hati rusak maka rusak seluruh tubuh (HR Muslim)
Kewajiban mulut adalah berkata jujur baik saat senang atau marah. Menahan ucapan baik saat menyendiri atau banyak orang. Sebagaimana terdapat dalam hadis:
ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﺑﻌﻤﻞ ﻳﺪﺧﻠﻨﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻭﻳﺒﺎﻋﺪﻧﻲ ﻋﻦ اﻟﻨﺎﺭ
“Wahai Rasulullah, beritahu kepadaku sebuah amalan yang dapat memasukkan ke surga dan menjauhkan dari neraka…”
Diantara jawaban Nabi shalallahu alaihi wa sallam:
ﻭﻫﻞ ﻳﻜﺐ اﻟﻨﺎﺱ ﻓﻲ اﻟﻨﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﺧﺮﻫﻢ ﺇﻻ ﺣﺼﺎﺋﺪ ﺃﻟﺴﻨﺘﻬﻢ
“Bukankah manusia dijerumuskan ke neraka tidak lain karena perangkap mulut mereka sendiri?” (HR Tirmidzi)
Mata juga memiliki tugas, yakni memejamkan mata dari hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang dirahasiakan agar tidak dilihat. Sebagaimana dalam hadis:
«اﻟﻨﻈﺮﺓ ﺳﻬﻢ ﻣﺴﻤﻮﻡ ﻣﻦ ﺳﻬﺎﻡ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻟﻌﻨﻪ اﻟﻠﻪ ﻓﻤﻦ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﺧﻮﻓﺎ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﺁﺗﺎﻩ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎ ﻳﺠﺪ ﺣﻼﻭﺗﻪ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ»
Penglihatan adalah panah beracun dari iblis, semoga Allah melaknatnya. Barangsiapa meninggalkan pandangan (yang terlarang) karena takut kepada Allah maka Allah akan memberikan iman yang dapat ia rasakan manisnya iman dalam hatinya”
Syekh Dr Khaled Kharsah mengutip takhrij dari Syekh Abu Ghuddah terkait riwayat hadis tersebut:
هناك روايات عديدة في الحاكم والطبراني في الكبير باسانيد ضعيفة
Ada banyak riwayat tentang hadis tersebut oleh Al-Hakim dan Thabrani dengan sanad yang dhaif (hal. 93)
Jika hati terlanjur sakit maka penyakit hati diobati (hal. 56)
1. Prasangka buruk
واحم القلب عن سوء الظن بحسن التأويل
Jagalah hati dari prasangka buruk dengan takwil yang bagus
2. Iri hati
وادفع الحسد بقصر الامل
Singkirkan iri hati dengan angan-angan yang pendek
3. Sombong
وانف الكبر بسلطان العز
Buang kesombongan dengan keagungan Allah
4. Menjaga amanah
واحفظ امانتك بطلب العلم
Jaga amanah dengan ilmu
5. Musibah
واستعد الصبر لكل موطن
Persiapkan sabar di semua tempat
6. Nikmat
واصحب النعمة بالشكر
Bersyukur atas nikmat
7. Selalu minta tolong kepada Allah
واستعن بالله في كل أمر
Minta pertolongan Allah dalam setiap hal
8. Tekun
وكل عمل تحب تلقاه به فألزم به نفسك
Setiap amal yang engkau senangi untuk menghadap kepada Allah maka teguhkan hatimu
9. Menghindari keburukan orang lain
وكل أمر تكرهه لغيرك فاعتزله من اخلاقك
Jika tidak senang dari orang lain maka hindarilah
10. Selektif memilih teman
وكل صاحب لا تزداد به خيرا في كل يوم فانبذ عنك صحبته
Jika ada teman yang tidak menambah kebaikan bagi mu maka jangan berteman dengannya
11. Menerima kesalahan orang
وحصن عملك باداب أهل الحلم
Jaga amalmu dengan akhlak mulia
12. Memaafkan
وخذ بحظك من العفو والتجاوز
Sediakan pintu maaf.
Semoga bermanfaat.
(Kiai Ma’ruf Khozin)