Pakdhe Karwo: Pesantren Solusi Pendidikan di Era Global Gubernur Jawa Timur H Soekarwo secara resmi membuka gelaran Silaturrahmi Nasional (Silatnas) perdana gerakan “Ayo Mondok”, Jumat malam (13/5), di Taman Candra Wilwatikta Pandaan Pasuruan, Jawa Timur.
Tampak hadir dalam acara pembukaan, Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah, Ketua PP RMINU KH Abdul Ghaffar Rozin, Koordinator Nasional Ayo Mondok KH Luqman Harits Dimyathi, Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf dan Bupati Pasuruan H Irsyad Yusuf.
Pakdhe Karwo, sapaan akrabnya, sangat mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh PBNU dan RMINU dengan mengampanyekan Gerakan Ayo Mondok. Menurutnya, gerakan kembali ke pesantren merupakan sebuah jawaban atas kegalauan dan keresahan dari dampak berkembangnya era global dan digital.
“Revolusi digital harus diwadahi dengan cerdik. Dengan gerakan kembali ke pesantren, nyantri lagi, ditepuk pundaknya oleh kiai lagi dan sorogan kitab kuning adalah solusi yang luar biasa,” kata Gubernur disambut tepuk tangan ribuan hadirin.
Berkembangnya era digital dalam dunia global saat ini, lanjut Pakdhe, membawa berbagai kemanfaatan dalam lini kehidupan. Namun, era digital juga menimbulkan berbagai macam masalah baru, seperti kejahatan, amoralitas, dan kekerasan. Pesantren merupakan jawaban terhadap liberalitas informasi. Pesantren satu-satunya tempat yang sangat efektif untuk menanamkan pendidikan moral dan spiritual kepada generasi bangsa.
“Sentuhan dari para kiai menimbulkan proses moralitas. Bila negara di dunia ini ingin maju, maka harus menempatkan moralitas dan spiritual dalam pembangunan pemerintah,” jelasnya.
Menurut Koordinator Nasional Gerakan “Ayo Mondok”, KH Luqman Harits Dimyathi, sejak diresmikan pada 1 Juni 2015, gerakan ini mendapat apresiasi yang positif dari masyarakat. Ayo Mondok berhasil menyadarkan kembali masyarakat, bahwa pesantren merupakan tempat utama untuk menuntut ilmu.
“Alhamdulillah, efek dari gerakan Ayo Mondok ini, kuantitas santri yang mondok di pesantren semakin hari semakin banyak,” jelasnya.
Katib Syuriyah PBNU itu juga menghimbau kepada masyarakat untuk dapat memasukkan satu diantara putra-putrinya untuk belajar di pesantren.”Minimal satu dari putra putri kita, kita masukkan ke pesantren,” imbuhnya.
Pembukaan Silatnas Perdana Ayo Mondok berlangsung meriah. Acara diisi dengan peluncuran lagu Gerakan Ayo Mondok yang dibawakan oleh grup Padang Howo Pasuruan, dan pemutaran Video profil Ayo Mondok dan profil Potensi Kabupaten Pasuruan.
Sementara Grup kenamaan Wali Band yang hadir menghibur peserta Silatnas dan masyarakat, didaulat menjadi Duta Gerakan “Ayo Mondok” tahun 2016. (Zaenal Faizin/Fathoni)
Sumber:
NU Online