Sering saya jumpai saat khataman al-Quran, setelah membaca surata dl-Dluha dan seterusnya dísela-selai bacaam takbir antara satu surat dengan surat berikutnya. Adakah dalil hal tersebut?
Sebagaimana riwayat yang disampaikan oleh al-Hafidz as-Suyuthi bahwa Ibnu Abbas membaca al-Quran kepada Ubay bin Ka’b, maka Ubay menyuruh Ibnu Abbas untuk membaca takbir setelah membaca adl-Dluha dan surat sesudahnya. Dan sudah diketahui bahwa Ubay bin Ka’b adalah salah satun sahabat yang direkomendasikan oleh Rasulullah untuk mengajarkan al-Quran, Rasulullah Saw bersabda:
خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَسَالِمٍ وَمُعَاذٍ وَأُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ (رواه البخارى 4999 ومسلم 6488)
“Ambillah al-Quran dari 4 orang, Abdullah bin Masud, Salim (budak yang dimerdekakan Abu Khudzaifah), Mu’adz dan Ubay bin Ka’b” (HR al-Bukhari No 4999 dan Muslim No 6488)
Al-Hafidz as-Suyuthi menjelaskan masalah ini secara konperhensif:
مَسْئَلَةٌ يُسْتَحَبُّ التَّكْبِيْرُ مِنَ الضُّحَى إِلَى آخِرِ الْقُرْآنِ وَهِيَ قِرَاءَةُ الْكُوْفِيِّيْنَ… وَأَخْبَرَ مُجَاهِدٌ أَنَّهُ قَرَأَ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَأَمَرَهُ بِذَلِكَ وَأَخْبَرَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَرَأَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَأَمَرَهُ بِذَلِكَ، كَذَا أَخْرَجْنَاهُ مَوْقُوْفاً. ثُمَّ أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِي مِنْ وَجْهٍ آخَرَ عَنِ ابْنِ أَبِي بَزَّةَ مَرْفُوْعاً. وَأَخْرَجَهُ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ: أَعْنِي الْمَرْفُوْعَ الْحَاكِمُ فِي مُسْتَدْرَكِهِ وَصَحَّحَهُ، وَلَهُ طُرُقٌ كَثِيْرَةٌ عَنِ الْبَزِّي. وَعَنْ مُوْسَى بْنِ هَارُوْنَ قَالَ: قَالَ لِي الْبَزِّي: قَالَ لِي مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيْسَ الشَّافِعِي: إِنْ تَرَكْتَ التَّكْبِيْرَ فَقَدْتَ سُنَّةً مِنْ سُنَنِ نَبِيِّكَ (الإتقان في علوم القرآن ج 1 / ص 131)
“Disunahkan membaca takbir dari surat adl-Dluha hingga akhir al-Quran. Ini adalah cara qira’ah ulama Kufah… Mujahid meriwayatkan bahwa ia membaca al-Quran kepada Ibnu Abbas, lalu Ibnu Abbas menyuruh membaca takbir. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ia membaca al-Quran kepada Ubay bin Ka’b dan diperintahkan membaca takbir. al-Baihaqi meriwayatkan dari jalur sanad yang berbeda, begitu pula al-Hakim dan ia menilainya sahih, dan memiliki banyak jalur riwayat. Muhammad bin Idris bin asy-Syafii berkata: Jika kamu meninggalkan baca takbir, maka kamu kehilangan 1 diantara suunah-sunah Nab- mu” (al-Itqan 1/131)[]