Ustadz Idrus Ramli: Tokoh Agama Harus Sering Menyapa Umat
Surabaya — Banyaknya tantangan berupa pendangakalan Aswaja hendaknya menyadarkan semua pihak untuk semakin giat dalam menyapa umat. Mengatangi mereka harus semakin intensif agar tidak sampai dimasuki oleh faham lain yang cenderung merusak.
“Para pemimpin umat, khususnya pegiat Aswaja jangan hanya menyukupkan ceramah sesuai jawal yang ada, tapi semakin giat memantau perkembangan di akar rumput,” kata Ustadz Idrus Ramli, Ahad (13/3). Himbauan ini disampaikan Ustadz Idrus, sapaan akrabnya saat menjadi narasumber pada kegiatan Daurah Aswaja Internasional lil Gawagis se-Jawa Timur.
Dalam pandangan anggota Dewan Pakar PW Aswaja NU Center Jatim ini, kalangan penyerang amaliyah NU kerap memanfaatkan tempat ibadah seperti mushalla dan masjid yang tidak banyak difungsikan sebagaimana mestinya. “Dari mulai mencoba aktif sebagai tenaga kebersihan, menjadi muaddzin hingga akhirnya menguasai jadwal imam rawatib dan pengajian di masjid dan mushalla yang ada,” terangnya.
Karena itu, cara terbaik yang harus dilakukan para tokoh agama adalah dengan terus berupaya menyapa masyarakat di luar jadwal pengajian rutin yang dimiliki. “Karena mereka akan menguasai tempat ibadah yang jarang disapa dan dikunjungi tokoh agama di komunitas tersebut,” ungkapnya.
Bagi Ustadz Idrus, kelebihan kelompok yang sering menguasai masjid dan mushalla tersebut adalah konsistensinya dalam menjaga dan menguasai jadwal ibadah. “Maklum, mereka didukung oleh pendanaan yang besar, sehingga tidak lagi disibukkan dengan kegiatan ekonomi seperti masyarakat pada umumnya,” katanya.
“Saya yakin, pemahaman peserta dauroh tentang Aswaja sudah benar dan tidak diragukan karena berasal dari kalangan gus dan ning yang nota bene adalah putra-putri kiai serta pengampu pesantren,” akunya. Namun yang sangat mendesak adalah bagaimana jadwal menyapa dan mendampingi masyarakat awam kian ditingkatkan agar merasa semakin terayomi.
Pada kegiatan yang diikuti ratusan gus dan ning utusan dari kota dan kabupaten se-Jatim tersebut, Ustadz Idrus berharap ada rutinan pengajian yang diisi tokoh agama setempat agar umat tidak kecolongan. “Kalau kerap menyapa umat dan warga, pasti mereka akan terus merasa hormat,” katanya.
Ustadz Idrus Ramli menjadi narasumber pertama pada kegiatan yang berlangsung di aula PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya. Narasumber lain adalah Ustadz Ma’ruf Khozin (Surabaya), Alhabib Syekh Samir bin Abdurrahman al-Khauli al-Rifai al-Husaini (Libanon) serta KH Marzuki Mustamar dari Malang. Syaifullah/Danis
Originally posted on 14 March 2016 @ 16:28