Oleh : KH. Ma’ruf Khozin
Pandemi covid 19 belum benar-benar hilang, angka orang yang tertular sudah 200 ribu orang. Korban wafat juga banyak, di antaranya 100 tenaga medis. Lusa kita ikuti doa bersama dengan para Kyai dan Dokter.
Untuk melenyapkan wabah penyakit belum cukup dengan doa. Tapi kedisiplinan bersama. Pengalaman wabah Tha’un di masa Sahabat semestinya kita terapkan saat ini:
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻣَﺎﺕَ اﺳْﺘُﺨْﻠِﻒَ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺑْﻦُ اﻟْﻌَﺎﺹِ، ﻓَﻘَﺎﻡَ ﻓِﻴﻨَﺎ ﺧَﻄِﻴﺒًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ” ﺃَﻳُّﻬَﺎ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَا اﻟْﻮَﺟَﻊَ ﺇِﺫَا ﻭَﻗَﻊَ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺸْﺘَﻌِﻞُ اﺷﺘﻌﺎﻝ اﻟﻨَّﺎﺭِ، ﻓَﺘَﺠَﺒَّﻠُﻮا ﻣِﻨْﻪُ ﻓِﻲ اﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ “.
Setelah Mu’adz wafat (karena menjadi korban wabah Tha’un) maka diganti oleh Amr bin Ash -sebagai Gubernur Syam-. Ia kemudian berkhutbah: “Wahai manusia. Penyakit ini jika terjadi sama seperti berkobar-kobarnya api. Maka menjauhlah kalian ke gunung-gunung”
ﺛُﻢَّ ﺧَﺮَﺝَ ﻭَﺧَﺮَﺝَ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻗُﻮا ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺩَﻓَﻌَﻪُ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ.
Amr pergi dan orang-orang pun pergi. Mereka berpencar-pencar. Dan Allah menjauhkan penyakit itu dari mereka
ﻓَﺒَﻠَﻎَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ اﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻣِﻦْ ﺭَﺃْﻱِ ﻋَﻤْﺮٍﻭ ﻓَﻮَاﻟﻠﻪِ ﻣَﺎ ﻛَﺮِﻫَﻪُ
Kabar itu sampai kepada Umar bin Khattab (selaku Amirul Mukminin, pemimpin umat Islam). Demi Allah, Umar tidak membencinya (Musnad Ahmad).
Jika wabah Tha’un sampai pergi ke gunung-gunung, saat ini sebenarnya bisa dengan cara tutup pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan jaga jarak