Surabaya — Era terus berubah. Penetrasi pasar yang ditunjang dengan kemajuan teknologi mengharuskan manusia adaptasi dengan kecanggihan yang ada. Termasuk menyebarkan khazanah NU dan pesantren lewat teknologi buku elektronik.
Wawasan ini disampaikan Erlan Primansyah pada sarasehan dan musyawarah penerbit pesantren dan nahdliyin Jawa Timur di Museum NU, Ahad (8/11). Pak Erlan, sapaan akrabnya mengemukakan ada banyak keuntungan bagi para pegiat penerbitan untuk memanfaatkan teknologi baru ini.
“Salah satu keuntungannya adalah penyebaran yang lebih luas di berbagai belahan dunia sekalipun,” kata Ceo PT Buqu Jakarta ini. Demikian juga efisiensi dalam pembiyaan juga sebagai sebuah keuntungan yang menyertai, lanjutnya.
Apalagi pada era sekarang, masyarakat demikian dekat dengan teknologi. “Informasi sudah demikian mudah diakses karena internet telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari manusia sekarang,” katanya.
Karena itu potensi penetrasi pasar dan kemudahan akses ini hendaknya dapat dioptimalkan penulis dan penerbit pesantren dan NU. “Pengalaman saya mengikuti pameran di sejumlah negara, ternyata kebutuhan akan Islam Nusantara yang di dalamnya adalah khazanah pesantren demikian tinggi,” katanya.
Sejumlah kisah pesantren ternyata banyak ditunggu oleh berbagai kalangan. “Mereka ingin mendapatkan penjelasan bagaimana Islam Nusantara, seperti apa NU dengan ajaran yang dikembangkan sekarang sangat diminati,” terangnya.
Ia sangat yakin bahwa di pesantren banyak mutiara yang kalau digali dengan optimal akan bisa mewarnai pemahaman bahkan peradaban dunia. “Persepsi masyarakat dunia tentang Islam masih didominasi oleh kelompok ektrimis,” tandasnya. Tentu saja hal ini sangat disayangkan kalau penulis dari NU dan pesantren tidak berkiprah di dalamnya.
Erlan Primansyah sangat terbuka dengan kalangan pesantren dan NU untuk bisa bekerjasama dalam penerbitan buku elektronik ini. “Terkait bagaimana teknologi buku elektronik, demikian juga skema bagi hasil dan sebagainya bisa dibicarakan secara khusus, tentunya dengan skema yang saling menguntungkan,” pungkasnya.
Kehadirannya melengkapi sejumlah narasumber yang hadir pada acara yang diselenggarakan PW Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU Jawa Timur. Pembicara lainnya adalah M Ma’ruf Asrori (Khalista Surabaya), Achmad Fikri AF (LKiS Yogyakarta), serta HA Hakim Jayli (TV9 Surabaya).
Kegiatan ini dihadiri sejumlah utusan dari pesantren dan NU dan berhasil mengusung pendirian asosiasi penerbit tingkat propinsi Jatim. (A Nabil Mubarak)