Surabaya — Dunia memasuki tantangan baru yakni dengan masuk di era televisi dan internet. Sebaran informasi dan dakwah yang akan mempengaruhi khalayak sangat ditentukan dari dua media ini. Bila gagal menguasai, maka Islam Aswaja benar-benar terancam.
“Jangan heran kalau banyak kalangan berlomba menguasai internet dan televisi. Hal itu dilakukan karena keduanya sebagai sarana efektif dalam mencari keuntungan dan mempengaruhi masyarakat,” kata H A Hakim Jayli, Ahad (8/11).
Direktur TV9 Surabaya ini mengemukakan banyak kalangan yang memiliki prinsip bahwa memiliki jamaah itu tidak terlalu penting.
“Menguasai televisi dan internet saja sudah cukup dalam mempengaruhi pola pikir dan pandangan terhadap berbagai persoalan,” kata Mas Hakim, sapaan akrabnya.
Ia kemudian membandingkan dengan jamaah dan jam’iyah NU yang memiliki kepengurusan hingga anak ranting dan jamaah yang demikian besar. “Tapi kalau dalam siaran tv dan internet kita kalah, maka jangan salahkan umat kalau mereka berbeda haluan,” sergahnya.
Hakim Jayli menggugah sejumlah penerbit dan pegiat buku di tingkat pesantren dan NU untuk bersama membuat tayangan yang mampu mengimbangi tayangan di sejumlah tv dan internet. “Kita kaya khazanah pengetahuan, banyak tokoh ulama dan kiai, tradisi yang juga sarat dengan nilai keislaman, tapi sangat jarang yang menvisualkan dan menyebarkannya lewat internet maupun tv,” terangnya.
Karenanya, yang harus terus digalakkan adalah bagaimana generasi muda NU dan pesantren memiliki keterampilan dan keinginan untuk mengunggah khazanah luhur yang ada di komunitasnya dengan memanfaatkan dua media tersebut.
“Kita boleh marah dengan tayangan sejumlah tv dan sebaran berita di internet yang menyerang Ahlussunnah wal Jamaah,” katanya. Namun marah saja tidak bisa memberikan solusi bila tidak diimbangi dengan menyebarkan konten yang menguatkan Aswaja, lanjutnya.
Karenanya, di sinilah pentingnya mengkonsolidir media-media NU dalam menghadapi tantangan dan problematika global. “Kata kuncinya adalah networking agar khazanah pesantren dan NU dapat dioptimalkan penyebarannya di sejumlah media, baik televisi maupun internet. Baginya, hal mendesak inilah yang harus segera dilakukan karena Islam di Indonesia telah memasuki era darurat media, lanjutnya.
Peringatan ini disampaikan Hakim Jayli saat menjadi narasumber sarasehan dan musyawarah penerbit pesantren dan nahdliyin Jawa Timur. Kegiatan diselenggarakan PW Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU (PW LTN NU Jatim) di Museum NU Surabaya. (A Nabil Mubaraw)
2 comments
Mohon TV9 supaya bisa ditetima di Semarang & kalo bisa diseluruh daerah di Indonesia kayak di kediri, tuk menangkis TV faham lain seperti wshabi
Memang diakui banyak kalangan bahwa program acara televisi milik NU ( Aswaja TV, TV9 ) yang bisa ditangkap di daerah Salatiga, kalah banget dengan TV “Islam” lainnya. Karena setiap hari dari pagi sampai malam acaranya diulang-ulang dann itu-itu saja. Khusus untuk siaran porsi anak-anak tidak ada. Padahal itu yang sangat diharapkan untuk regenerasi. Mohon acara anak-anak diadakan dengan tampilan menarik dan dikemas yang bisa membuat anak-anak betah mendengarkan siaran TV ASWAJA NU. Terima kasih perhatiannya.