Surabaya — Tidak ada pilihan lain bagi para pengelola madrasah khususnya di lingkungan NU untuk terus melakukan inovasi agar bisa menjawab kebutuhan tenaga terampil. Kendati demikian, sejumlah terobosan tersebut juga harus tetap menjaga jati diri sebagai madrasah dakwah.
“Inovasi dalam dunia pendidikan adalah sebagai sebuah hal yang tidak dapat dihindarkan,” kata Prof Dr H Abdul Haris, MAg, Senin (9/11).
Ketua PWNU LP Ma’arif NU Jatim ini mengingatkan bahwa tuntutan dunia kerja, kiprah di masyarakat serta jenjang pendidikan yang lebih tinggi kian mengingatkan akan pentingnya inovasi tersebut.
Bagi Profesor Haris, harapan yang demikian tinggi dari berbagai kalangan tersebut hendaknya dapat dijawab dengan berbagai kreasi. “Sehingga lembaga pendidikan tetap ditunggu kiprahnya,” kata dosen pasca sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Intensitas melakukan pertemuan dengan sesama pengelola lembaga pendidikan juga harus dapat dilakukan. “Dengan demikian terjadi saling berbagi kelebihan dan kreasi yang bermanfaat bagi para pengelola madrasah,” terangnya.
PWNU LP Ma’arif NU Jatim misalnya secara berkala menyelenggarakan sejumlah pertemuan yang menghadirkan para pimpinan madrasah dan penentu kebijakan. “Hal ini seperti yang kami lakukan pada Sabtu, 7 November kemarin di UIN Malang,” katanya. Dalam pertemuan yang dibingkai dengan rapat koordinasi Kepala LP Ma’arif NU se-Jatim tersebut juga menghadirkan Dr Basnang Said MAg selaku Kasi Kurikulum dan Evaluasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, lanjutnya.
“Pada pertemuan tersebut banyak usulan kreatif dari kepala madrasah yang akhirnya dapat diakomodir oleh Bapak Basnang Said,” tandasnya. Bahkan, sejumlah kebijakan yang akan dan berlaku di setiap lembaga pendidikan juga disampaikan pada kegiatan tersebut.
Dengan kerapnya dilakukan pertemuan tersebut diharapkan para pengelola lembaga pendidikan di lingkungan NU mampu melakukan inovasi sehingga madrasah yang dikelola tetap dipercaya masyarakat. “Demikian juga kemampuan dalam menangklap informasi kebijakan yang akan diberlakukan di setiap lembaga pendidikan juga harus terus diasah,” katanya.
Akan tetapi, segala prestasi dan inovasi tersebut tetap harus bertumpu pada terjaganya Ahlussunnah wal Jamaah ala NU. “Jangan sampai madrasah hanya berburu kemajuan prestasi akademis, namun menanggalkan ruh perjuangan yakni terjaganya Aswaja di setiap lembaga pendidikan,” pungkasnya. (A Nabil Mubarak)