Surabaya — Maret, Ratusan Lora dan Gawagis Ikuti Daurah Aswaja Para penerus tampuk kepemimpinan di pesantren adalah putra kiai. Di masyarakat Madura, putra mahkota ini disebut dengan Lora, sedangkan di Jawa dipanggil dengan Gus. Dalam waktu dekat mereka akan mengikuti daurah Aswaja yang diselenggarakan PW Aswaja NU Center Jawa Timur.
“Tujuan diselenggarakan daurah ini sebagai sarana bagi terciptanya silaturrahim antar gus atau lora,” kata Ustadz Ahmad Nur Fauzi kepada media ini, Kamis (4/2/2016). Ketua panitia kegiatan ini menandaskan bahwa keberadaan para gus dan lora sangat penting bagi kerekatan hubungan di masa mendatang. “Karena mereka akan menjadi tumpuan masa depan pesantren dan masyarakat di masa yang akan datang,” kata Koordinator Daurah Aswaja di PW Aswaja NU Center Jatim tersebut. Maka, persatuan antar gus perlu dipupuk mulai dari sekarang, lanjutnya.
“Kita juga sangat berharap bahwa para putra kiai dan pengasuh pesantren telah tertanam nilai-nilai Aswaja an-Nahdiyah sejak usia muda,” kata dosen di UIN Sunan Ampel Surabaya ini. Selanjutnya mengajak para gus dan lora peduli, memberikan perhatian dan menjadi pejuang militan Aswaja. “Sehingga mereka benar-benar merasa dilibatkan dalam menjaga Aswaja sejak dini,” terangnya. Karena masa depan santri berada di tangan para gawagis atau para gus maupun lora.
Bagaimana usai kegiatan daurah? “Pasca dari acara, diharapkan para gawagis dan lora di pesantren masing-masing dapat membumikan Aswajaan ala Nahdlatul Ulama, baik dalam bentuk kajian serta halaqah Aswaja,” kata alumni Pesantren Sidogiri Pasuruan ini.
Nantinya, selamat daurah peserta akan dikenalkan dengan pengertian Aswaja. Kemudian juga sejumlah amaliah Nahdliyah dan kebangsaan. “Para gus dan lora akan diberikan gambaran seputar kemunculan sekte dalam Islam yang dibarengi dengan cara menyikapinya,” kata Ustadz Fauzi, sapaan akrabnya.
Dalam rancangan panitia, waktu pelaksanaan kegiatan adalah 13 Maret mendatang. “Kami akan menggunakan ruangan salsabila milik PWNU Jatim karena lebih mudah dijangkau dan representatif untuk kegiatan daurah,” ungkapnya.
Sebaran penawaran kepesertaan telah dilakukan untuk didata lebih lanjut. Panitia sudah mengirimkan surat ke sejumlah pesantren di Jatim dan akan dimintakan kepastian keikutsertaan hingga 8 Maret mendatang. “Hal itu dilakukan agar panitia bisa melayani peserta yang nota bene adalah putra kiai dan pengasuh dengan baik,” pungkasnya. (s@if)