Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengantisipasi berbagai bentuk radikalisme yang dikembangkan oleh kelompok tertentu. Antisipasi dilakukan dengan mengumpulkan para imam masjid se-kota Kupang dan sejumlah perwakilan ormas Islam.
Ketua PWNU NTT Jamal Ahmad mengatakan, radikalisme ini dimulai dari penafsiran ajaran agama secara tekstual sehingga terjebak pada pemikiran sempit dan menganggap orang atau kelompok lain sebagai musuh. Kelompok radikal menilai kelompok lain harus dilawan bahkan harus dimusnahkan dari muka bumi.
“Dengan dalih perjuangan dan menjalankan doktrin-doktrin agama mereka bahkan menghalalkan pembunuhan terhadap orang atau kelompok lain,” katanya di Kantor PWNU NTT Jalan Amabi No. 76 Ruko Masjid Perumnas Kupang, Kamis (19/12), menjelang pelaksanaan seminar kebangsaan yang dihadiri para imam masjid se-kota Kupang, Ormas, dan sejumlah OKP yang terdaftar pada Kesbangpol NTT di Kupang.
Dikatakannya, paham radikalisme yang mengatasnamakan agama tertentu sudah membius dan menjebak pada orang atau kelompok yang dangkal akidahnya melalui pencucian otak dan memasukkan doktrin-doktrin yang radikal. Tindakan ini telah merusak nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan.
“Demi untuk mencegah kelompok radikal yang selalu mengatasnamakan agama, PWNU memberikan pemahaman kepada seluruh imam masjid, ormas Islam dan OKP-OKP yang ada di NTT, agar bisa menghadapi kelompok itu,” katanya.
Jamal mengatakan, aktivitas kelompok radikal perlu diantsipasi sejak dini, terutama dalam hal rekrutmen anak-anak muda dan orang-orang yang dangkal imannya.
Hadir dalam jumpa pers menjelang pelaksanaan seminar kebangsaan itu, antara lain, tokoh muslim Ir. Habib Abdussalam Alwi Al-Hinduan, Sekretaris PWNU NTT Abdullah Ulumando, Ketua GP Ansor NTT Abdul Muis, Ketua PW IPNU NTT Iksan Arman Pua Upa dan Dansat Banser NTT Gulam Mansur Ibrahim.
Menurut Jamal, keterlibatan imam masjid dan Ormas maupun OKP sebagai ikon pembentukan karakter umat dalam Seminar Kebangsaan tersebut diharapkan dapat mengantisipasi radikalisme guna menciptakan tatanan kehidupan umat yang aman tertib dan beradab.
Sekretaris PWNU NTT, Abdullah Ulumando mengatakan, kegiatan seminar kebangsaan akan berlangsung sehari di Asrama Haji Kupang, Sabtu (21/12) akan dibuka oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dengan Narasumber dari Kakanwil Kemenag NTT, Kepala Kesbangpol NTT, Kapolda NTT dan para tokoh agama.
“Tujuan kegiatan ini, untuk memberikan wawasan kebangsaan bagi imam masjid dan ormas Islam yang ada di Provinsi NTT dan upaya pencegahan paham radikalisme terhadap jamaah masjid dan ormas Islam,” katanya. Seminar juga diharapkan dapat menyatukan persepsi kita tentang konsep dan pelaksanaan kebangsaan dalam umat beragama.
Habib Abdussalam Alwi Al-Hinduan menambahkan, munculnya berbagai aliran dalam Islam maupun agama lain disebabkan kurangnya pemahaman tentang konsep agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Ajhar Jowe/Anam)