Gresik — Kota ini dikenal dengan sebutan kota wali. Wakil Bupati Gresik terpilih mengajak PW Aswaja NU Center Jatim agar mengisi sejumlah kegiatan bernuansa agama di wilayahnya.
Kesepakatan tersebut diperoleh pada acara silaturahim dengan Wakil Bupati Gresik, Mohammad Qosim di kediamannya, Kamis (31/12). Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur PW Aswaja NU Center Jatim, KH Abdurrahman Navis dan pengurus inti.
“Mayoritas warga di wilayah kami adalah nahdliyin,” kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Gresik selama tujuh tahun ini. Karena itu ia sangat paham bagaimana pentingnya kegiatan bernuansa Aswaja di daerahnya. “Ini langkah bagus dan akan kami dukung,” tegasnya.
M Qosim kemudian menjelaskan bahwa selama lima tahun memimpin Gresik bersama Sambari Halim Radianto selaku bupati, telah banyak kegiatan keagamaan yang diselenggarakan. Dari mulai istigatsah kubro yang dilakukan setidaknya empat kali dalam setahun, pemberian santunan kepada dhuafa dan anak yatim hingga melibatkan Muslimat dan Fatayat NU dalam kegiatan yang difasilitasi Pemkab setempat.
Baginya, kegiatan bernuansa keagamaan tersebut memberikan efek positif bagi perkembangan Gresik lima tahun terakhir. “Pendapatan Asli Daerah kami meningkat sangat pesat,” ungkapnya. Demikian pula sejumlah BUMD yang awalnya mengalami kerugian, akhirnya bisa memberikan keuntungan yang signivikan. “Ini berkah dari kegiatan keagamaan yang selalu didukung Pemkab Gresik,” akunya.
Bahkan dalam waktu dekat ia bersama bupati telah menyiapkan pembangunan Islamic Center di sejumlah kecamatan, serta membantu kepengurusan NU di wilayahnya.
KH Abdurrahman Navis selaku Direktur PW Aswaja NU Center Jatim sangat bersyukur atas komitmen tersebut. “Kepercayaan dari Wakil Bupati Gresik ini akan segera kami tindaklanjuti,” kata Kiai Navis, sapaan akrabnya.
Kiai yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim ini kemudian menceritakan sinergi antara pemerintah daerah dengan NU, khususnya Aswaja NU Center. “Di Kota Mojokerto, kegiatan pesantren Ramadhan diisi dengan muatan keislaman yang berhaluan Aswaja NU,” ungkapnya. Hal tersebut cukup efektif dalam meredam sejumlah pemahaman aliran ekstrim yang akhir-akhir ini semakin marak, lanjutnya.
“Kami berharap, kegiatan ekstra kurikuler, termasuk kerohanian Islam di sejumlah lembaga pendidikan di sini dapat dikenalkan dengan materi Aswaja NU,” tandas dosen UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Pertemuan dengan M Qosim ini sebagai kegiatan pamungkas dari rihlah akhirussanah yang diselenggarakan PW Aswaja NU Center Jatim. Rombongan melakukan ziarah ke makam Ki Ageng Bungkul, Raden Ahmad Rahmatullah atau Sunan Ampel di Surabaya, dilanjutkan ke Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri serta Siti Fatimah binti Maimun di Gresik. (Syaifullah)