Ahad, 25 Desember 2016, bertempat di Aula Kertoraharjo PWNU Jawa Timur, diselenggarakan acara bedah buku “Khazanah Aswaja”. Acara yang diadakan oleh Pengurus Aswaja NU Center Jawa Timur ini, dibuka oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc., M.H.I., selaku direktur Aswaja NU Center Jawa Timur. Selain dihadiri oleh masyarakat umum, acara ini turut pula dihadiri perwakilan pengurus cabang Aswaja NU Center se-wilayah Jawa Timur. Bertindak sebagai narasumber dalam bedah buku kali ini adalah tim penulis buku yang diwakili oleh Faris Khoirul Anam, Ma’ruf Khozin, dan Ahmad Muntaha. Turut pula hadir Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag., dari LP Ma’arif NU Jawa Timur yang bertindak sebagai pembanding buku.
Pada sesi pertama, acara yang dimoderatori oleh Syaifullah, wartawan senior Aula ini dimulai dengan pemaparan dari Ust. Faris Khoirul Anam. Adapun materi yang disampaikan adalah tentang behind the scene (di balik layar) penulisan buku “Khazanah Aswaja”. Dalam keterangannya, Faris menyampaikan bahwa buku “Khazanah Aswaja” ini merupakan buku kedua yang diterbitkan oleh Tim Aswaja NU Center Jawa Timur, setelah sebelumnya berhasil menerbitkan buku berjudul “Risalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah”. Hanya saja, buku “Khazanah Aswaja” ini secara konten jauh lebih lengkap dari buku sebelumnya. Buku ini disusun berdasarkan pengalaman para tutor Aswaja NU Center Jawa Timur saat mengisi dauroh Aswaja di beberapa cabang , maupun pesantren-pesantren se-Indonesia khususnya dalam masa tiga tahun terakhir ini. Banyaknya permintaan materi-materi baru yang belum tercover dalam buku yang pertama, menuntut tim Aswaja NU Center Jawa Timur untuk menyusun buku yang kedua ini.
Melengkapi keterangan Faris, salah satu anggota tim penulis buku, Ahmad Muntaha yang juga bertindak sebagai editor buku menyampaikan bahwa asal muasalnya draft buku ini terdiri dari 900 halaman. Hanya kemudian dipilih materi-materi yang kiranya tepat dan mengena di masyarakat, sehingga buku ini akhirnya menyusut menjadi kurang lebih 500 halaman. Selain itu, Muntaha juga menuturkan bahwa penyusutan halaman ini juga karena mempertimbangkan kemampuan calon pembaca.
Materi selanjutnya disampaikan Ma’ruf Khozin. Pada kesempatan tersebut, Ma’ruf Khozin mengulas tentang isi buku “Khazanah Aswaja”. Pada permulaan materi, Ma’ruf menyampaikan bahwa isi buku ini banyak terinspirasi dari ‘hadis Jibril’ tentang Iman, Islam, dan Ihsan. Sehingga materi yang ada dalam buku ini tidak keluar dari tiga koridor utama ajaran Islam yang tercover dalam Akidah, Syariah, dan Tasawuf. Secara umum buku ini tersusun dari 6 bab, yang terdiri dari materi Mafahim, Akidah, Fikih, dan Tasawuf Aswaja. Disusul materi tentang Kelompok dan Aliran dalam sejarah umat Islam, serta materi tentang ke-NU-an. Khusus materi yang terakhir ini, Ma’ruf menyebutkan bahwa dalam buku ini diterangkan beberapa sejarah NU yang belum banyak diketahui banyak orang. Hal ini mengingat selain mendasarkan pada sumber-sumber tertulis, buku ini juga mengambil referensi dari sumber-sumber lisan yang belum tercover dalam bentuk tulisan. Selain itu, termasuk dari keunggulan buku ini, dan merupakan pembeda dari buku yang lain adalah dicantumkannya sanad keilmuan hingga kepada Rasulullah SAW.
Setelah pemaparan tentang isi buku dari perwakilan tim penulis buku, sesi selanjutnya adalah pemaparan materi dari Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag yang bertindak sebagai pembanding. Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut mengawali pembicaraannya dengan pembacaan puisi yang isinya tentang pujian terhadap buku “Khazanah Aswaja”. Buku ini, menurut Prof. Haris, merupakan kelanjutan dari buku-buku Aswaja yang pernah terbit sebelumnya, seperti buku yang pernah ditulis oleh Sirojuddin Abbas dan Kyai Ma’sum Krapyak. Hanya saja, menurut Prof. Haris, buku “Khazanah Aswaja” ini sangat komperehensif dalam pembahasannya. Bahkan ia menyarankan agar buku ini diterjemahkan ke bahasa asing, khususnya bahasa Arab dan Inggris agar buku ini menjadi buku rujukan internasional tentang model ideal Aswaja. Meskipun demikian, ibarat kata pepatah ‘tiada gading yang tak retak’, buku ini pun juga menyimpan beberapa kekurangan, di antaranya dalam hal teknis penulisan, seperti penulisan daftar pustaka maupun footnote alias catatan kaki. Selain itu, Prof. Haris menyarankan agar materi dalam buku ini ditambah dengan materi metode dakwah. Tapi secara overall, Prof. Haris mengapresiasi atas terbitnya buku “Khazanah Aswaja” ini.
Acara bedah buku kali ini ditutup dengan sesi tanya jawab dari peserta, baik peserta umum maupun peserta perwakilan pengurus cabang Aswaja NU Center se-wilayah Jawa Timur. (AF)