Surabaya — Direktur PW Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Abdurrahman Navis bersama pengurus inti tengah menyiapkan materi standar daurah. Hal tersebut dilakukan agar pemahaman materi saat daurah Aswaja berlangsung tepat sasaran.
“Berdasarkan pengalaman mengisi daurah Aswaja di berbagai tempat, ternyata kemampuan para peserta beragam,” kata Kiai Navis, sapaan akrabnya, Kamis (13/1).
Dalam pandangan Wakil Ketua PWNU Jatim ini, nantinya daurah khususnya yang melibatkan PW Aswaja NU Center Jatim akan dibedakan menjadi tiga yakni marhalah ula, wustha dan ulya. “Dan setiap marhalah atau akan disertai dengan modul, kurikulum, silabi dan maraji’,” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini juga mengajak para pengurus dan aktifis Aswaja NU Center untuk memetakan sejumlah persoalan dalam materi tersebut. “Selanjutnya, sejumlah konsep yang telah dirumuskan akan didiskusikan secara lebih intensif dalam kegiatan semiloka,” ungkap Kiai Navis. Terkait kapan pelaksanaan semiloka tersebut masih menunggu waktu yang tepat.
“Prinsipnya, kami ingin agar kegiatan daurah tepat sasaran, sesuai kemampuan peserta yang hadir,” tandas Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini. Memang di setiap daurah, setidaknya ada tiga materi pokok yang disampaikan. “Pertama adalah mafahim atau definisi dari Aswaja itu sendiri,” tandas dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini. Selanjutnya kemunculan firqah atau aliran dalam Islam, serta dalil amaliyah nahdliyah, lanjutnya.
“Kedepan, masukan dari sejumlah pakar dan ahli agama tersebut akan diformulasikan dalam modul yang menjadi pijakan dalam setiap kegiatan daurah,” ungkapnya.
Dan hingga kini, PW Aswaja NU Center telah memiliki sejumlah narasumber yang memiliki kompetensi terhadap tiga materi dasar tersebut. “Keberadaan modul juga sebagai jawaban atas kepercayaan banyak kalangan terhadap PW Aswaja NU Center, sehingga setiap kegiatan daurah memiliki capaian yang lebih terarah dengan menyesuaikan kemampuan dan daya serap peserta,” pungkasnya. (Dawi F Adibah)