Akhlak Islam — Bersangka baik (husnudh dhan) kepada Tuhan, penting sekali. Sebab firman Tuhan menegaskan bahwa Tuhan mengikuti dugaan hambaNya. Tentu hal baik dan buruknya akan disamakan sesuai dugaan. Karena itu penting mendugakan baik.
Almaghfurlah Kiai Sulhan mengijazahkan agar membisiki seseorang yang sedang naza’ atau sakaratul maut dengan kalimat “Dusoku wis disepuro”, “Dosaku sudah dimaafkan”. Jelas pengampu pengajian kitab Nashoihud Diniyyah, Prof. Dr. Agus Zainal Arifin
Artinya orang tersebut diajak berkeyakinan bahwa Tuhan sangat baik kepadanya dan telah berkenan memaafkan semua dosa kesalahannya. Jangan sampai seseorang meninggal dunia kecuali dia sudah membaikkan sangkaannya kepada Tuhan.
Sebenarnya kalau karakter husnudh dhan ini dibiasakan sejak awal, maka keuntungannya akan berlipat ganda. Kita pasti merasa nyaman memulai pidato, bila tahu betul bahwa semua hadirin pendengar ini adalah orang yang mencintai dan menyayangi kita. Dan sebaliknya akan terasa tegang bila tahu betul bahwa hadirin adalah orang-orang yang sedang memusuhi kita, atau bahkan sedang mencari-cari kesalahan kita.
Karena itu bila semua takdir yang telah terjadi ini berhasil diyakini sebagai settingan Tuhan untuk kegembiraan kita, maka seketika kita akan mudah bergembira. Meskipun seandainya takdir itu sepintas seperti kurang nyaman, namun tidak akan sampai terbersit rasa sedih.
Selanjutnya untuk hal ke depan yang sedang dihadapi, bila diyakini juga sebagai settingan Tuhan dalam rangka menggembirakan kita, maka kita akan menghadapinya dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh, tidak ada rasa takut.
Tidak punya rasa sedih terhadap masa lalu dan tidak punya rasa takut terhadap masa depan. Laa khoufun alaihim walaahum yahzanuun, itulah tipikal auliya’ Allah, kekasih Allah.
ففي الحديث: لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله. رواه مسلم.
وفي الحديث القدسي: أنا عند ظن عبدي بي… متفق عليه. وفي رواية لأحمد: أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيراً فله وإن ظن بي شراً فله.
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ.
(QS Yunus 62)
Sumber: Prof. Dr. Agus Zainal Arifin, merupakan Pengampu Pengajian Kitab Nashoihud Diniyyah setiap Ahad dan Senin Pagi melalui Zoom.