PBNU meluncurkan buku putih “Benturan NU-PKI 1948-1965” di gedung PBNU, Senin (8/12). Buku ini mendudukkan serangkaian peristiwa panjang PKI sejak 1926 ketika mulai memberontak dan kaitannya dengan pemberontakan PKI Madiun 1948 hingga pemberontakan PKI 1965.
Ketua tim penulisan buku putih Abdul Mun’im DZ mengatakan, “Benturan NU-PKI” memaparkan tragedi 1965 dari sudut pandang NU, menggali dan memaparkan apa yang dialami, dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan para kiai, santri, dan pimpinan NU dalam menghadapi PKI sebagai kelompok “bughot” (subversif).
Buku ini, kata dia, adalah keprihatinan NU karena adanya pihak-pihak yang memprovokasi dengan menyudutkan NU sebagai pelaku pelanggar berat dalam peristiwa 1965 atau G 30 S/PKI. Ada upaya yang mengaku tidak berdosa, mengecilkan dosa dan menuduh orang lain berdosa.
Secara periodik banyak kelompok yang melakukan pembelaan terhadap PKI dan sebaliknya menyalahkan NU, terutama Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Mereka di antaranya laporan Barat pada umumnya, baik Amnesty Internasional maupun Mahkamah Internasional.
Karena provokasi tersebut, kata Mun’im, Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfud menegaskan tiga hal, yaitu selidiki siapa yang melakukan itu dan apa motifnya, berkoordinasi dengan teman-teman di TNI dan melakukan sesuatu.
“Melakukan susuatu itu adalah menulis buku untuk menanggapi penyudutan itu,” katanya.
Mun’im menambahkan, sebenarnya buku ini tidak perlu diterbitkan karena PKI dan NU sudah terjadi rekonsiliasi yang alamiah dan secara kultural, “Buku ini berupaya menyelamatkan rekonsiliasi alamiah yang terjadi antara PKI dan warga NU,” tegasnya.
Peluncuran buku yang dibuka Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali tersebut mendatangkan dua narasumber lain yaitu tokoh sepuh NU KH Chalid Mawardi dan Kiki Syahnakri dari PPAD. Diskusi yang dimoderatori M Adnan Anwar ini diikuti ratusan orang dari perwakilan ormas Islam, TNI, dan lintas agama. (Abdullah Alawi)
Foto: Acara bedah buku sesaat setelah peluncuran: dari kiri KH Chalid Mawardi (mantan ketua umum GP Ansor), Adnan Anwar (moderator), Kiki Syahnakri (purn. Angkatan Darat), dan Abdul Mun’im DZ (ketua tim buku putih)