Merebaknya paham radikalisme dan ekstrimisme di kalangan pelajar patut diwaspadai. Tercatat berbagai fenomena kekerasan atas nama agama dan golongan marak terjadi. Hal ini tidak hanya membahayakan eksistensi negara sebagai sebuah entitas tetapi juga mengancam rasa nasionalis. Sabtu (29/5) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) menggandeng Aswaja Center PWNU Jawa Timur melaksanakan kegiatan implementasi model pembelajaran Aswaja untuk membentuk muslim berkarakter religius nasionalis di SMP Darul Faqih Indonesia. Kegiatan ini merupakan wujud sumbangsih pemikiran dan inovasi pembelajaran UM yang dikenal sebagai perguruan tinggi unggul serta rujukan pendidikan di Indonesia.
Kegiatan pengabdian yang diketuai oleh KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. dosen UM sekaligus wakil direktur Aswaja Center PWNU Jawa Timur menyoroti konsep kurikulum Aswaja di lembaga formal. “Selama ini kurikulum Aswaja di pesantren dan sekolah belum banyak menyentuh tataran praktis dan sudah seharusnya siswa SMP mampu memahami Aswaja secara utuh mulai teori, praktik hingga jika perlu mampu menjelaskan amaliyah Aswaja pada lingkungan sekitarnya”, ujar ustadz Faris yang juga pengasuh pondok pesantren Darul Faqih Malang. Menurutnya, sekolah menjadi ladang dakwah yang potensial dalam membumikan paham Aswaja. Hal ini juga diamini oleh Kepala Sekolah SMP Darul Faqih Indonesia, “kegiatan ini sangat bagus dan kami mendukung penuh model pembelajaran Aswaja jika diterapkan di sekolah kami, tentu kegiatan ini akan membentengi anak didik kami dari paham radikal”.
Implementasi model pembelajaran Aswaja bagi siswa SMP ini terbagi menjadi beberapa fase kegiatan. Fase pertama, tim melaksanakan edukasi pemahaman toleransi dan semangat moderasi beragama terhadap siswa. Pada fase kedua, pembekalan dan penguatan topik nasionalisme dilakukan untuk menanamkan sikap patriotismedan bela negara. Peraih bintang pemuda utama Jawa Timur sekaligus alumni magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UM, Ustadz M. Alifudin Ikhsan, M.Pd. tampil sebagai narasumber. Dan di fase ketiga, tim LP2M UM menggandeng Aswaja Center PWNU Jatim untuk melakukan pendampingan dan edukasi intensif paham Aswaja.
KH. Fadhil Khozin, M.Pd. anggota tim pakar Aswaja Center PWNU Jawa Timur sekaligus ketua LBM NU Kabupaten Malang hadir menjadi narasumber kegiatan ini. Beliau menyambut baik acara yang diinisiasi oleh UM. Menurutnya, model pembelajaran yang tepat untuk anak usia SMP adalah dengan cara penguatan pemahaman amaliyah tradisi Aswaja di masyarakat. “Setidaknya ada dua tantangan Aswaja saat ini, yaitu aliran Syi’ah Imamiyah (Rafidhah) yang mempropaganda ajaran ahlul bait dan aliran wahabi yang berupaya melakukan purifikasi ajaran Islam dengan mengusung propaganda kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan meninggalkan madzhab para ulama”, tegas Kyai Fadhil dengan penuh energik.
Rangkaian kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kels VII dan VIII SMP Darul Faqih Indonesia sebanyak 90 orang secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di aula utama Pesantren Darul Faqih.
Kegiatan (29/5) dibuka langsung oleh kepala sekolah dan dilanjutkan pemaparan materi oleh KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. yang sekaligus ketua tim pengabdian dan KH. Fadhil Khozin, M.Pd. Seluruh biaya kegiatan dan pengimplementasian model pembelajaran Aswaja ditanggung penuh oleh LP2M Universitas Negeri Malang. Program mulia ini beranggotakan Prof. Dr. H. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I dan Dr. H. Abdul Adzim Irsyad, Lc., M.Pd. yang juga pakar pembelajaran agama dan keaswajaan.
Tim LP2M UM berharap kegiatan serupa terus dilaksanakan dan mampu menjalin kerjasama yang lebih intensif dengan Aswaja Center PWNU Jawa Timur. Program kemitraan masyarakat ini sebagai salah satu wujud pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dalam bidang sosial keagamaan dalam rangka ikhtiar membangun muslim berkarakter Aswaja yang religius dan nasionalis di Indonesia.