Ustadz, saya petani yang mempunyai sawah cukup luas. Saya tanami padi dan setiap panen mencapai beberapa ton, namun kadang saya jual dengan cara tebasan (dijual borongan sebelum dipanen). Siapakah yang wajib mengeluarkan zakat? saya (penjual) atau dia (pembeli)?
H. Nimah
Tanjung Gempol Pasuruan
Jawaban
H. Nimah yang dimuliakan Allah, sawah yang ditanami padi (makanan pokok) dan hasilnya mencapai satu nisab (1.350 kg. Gabah / 750 kg. Beras), maka setiap kali panen harus dikeluarkan zakatnya (5% bila diairi irigasi / 10% bila air tadah hujan). Allah SWT berfirman,
كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَءَاتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ
“Makanlah dari buahnya ketika berbuah dan berikanlah haknya (keluarkan zakatnya) pada saat panen. “ (Q.S. al An’am: 141)
Jika tanaman padinya dijual secara tebasan dan dijual sudah layak panen, maka yang wajib mengeluarkan zakat ziro’ah adalah pemiliknya (penjual). Sedangkan pembeli, jika dia pedagang padi dan sudah memenuhi syarat nisab dan haul, maka wajib mengeluarkan zakat tijaroh. Dalam kitab Ghoyah Talkhisilmurad al- Bughyah: 11, disebutkan, “ (Masalah) Jika membeli kurma (makanan pokok) setelah layak panen, maka penjual yang wajib mengeluarkan zakatnya. “
H. Nimah yang saya hormati, syukurilah nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada anda dengan cara menggunakannya di jalan Allah. Semoga Allah menambah nikmat kepada anda dan kita semua. Amiin.
Originally posted on 19 July 2014 @ 09:19