Penulis: Hisyam Abbas
Kita mungkin bertanya-tanya, mengapa, sih, Nabi Muhammad saw. tidak membocorkan waktu turunnya Lailatul Qadar?
Jika saja beliau mau memberitahukan kepada umatnya, bukankah itu akan lebih baik. Sehingga umatnya semua mendapatkan Lailatul Qadar?
Jika saja semua umatnya mendapatkan Lailatul Qadar, tentu akan baik bagi kaum muslim. Paling tidak, hati mereka akan tenang dan damai karena telah terjamin diampuninya dosa yang terdahulu. Hidup mereka mendapat keberkahan.
Sebenarnya, Nabi Muhammad saw., beberapa kali ingin memberitahukan kepada umatnya kapan Lailatul Qadar turun. Beliau tentu sangat berharap semua umat Islam bisa mendapatkan Lailatul Qadar. Ibn Hajar al-Asqalani menuliskannya di dalam kitabnya, Fath al-Bari Syarh Shahih Bukhari. Paling tidak, tiga kali Rasulullah saw. akan mengabarkan Lailatul Qadar kepada para sahabat. Namun gagal karena beberapa hal.
Peristiwa Pertama: Dibangunkan Keluarganya
Nabi Muhammad saw. tidur. Dan di dalam tidurnya, beliau diperlihatkan Lailatul Qadar. Namun beberapa saat kemudian, beliau dibangunkan oleh salah satu keluarga beliau. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَة أَنَّ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ” أُرِيت لَيْلَةَ الْقَدْر , ثُمَّ أَيْقَظَنِي بَعْض أَهْلِي فَنَسِيتهَا “
“Telah diperlihatkan Lailatul Qadar padaku. Lalu keluargaku membangunkanku dari tidurku. Kemudian aku lupa.”
Baca Juga: Malam Isra Mikraj vs Lailatul Qadar, Lebih Spesial Mana?
Peristiwa Kedua: Keributan Dua Sahabat
Peristiwa kedua diungkap oleh sahabat Anas r.a. Waktu itu, Rasulullah sudah diperlihatkan kapan Lailatul Qadar akan turun. Tapi kemudian kekacauan terjadi di depan rumah Rasulullah saw.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ حَدَّثَنَا أَنَسٌ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى رَجُلَانِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
Dari sahabat Anas r.a., dari Ubadah bin Shamit. Ia berkata, “Rasulullah saw. keluar dari rumah. Beliau hendak mengabarkan Lailatul Qadar kepada kami. Namun kemudian ada dua orang muslim yang berseteru dan menimbulkan kegaduhan. Rasulullah saw. lalu bersabda, ‘Aku keluar untuk mengabarkan kepada kalian perihal Lailatul Qadar. Tapi kemudian Fulan dan Fulan berseteru. Lalu hilanglah informasi Lailatul Qadar itu (dari hatiku). Ya, mungkin itu lebih baik bagi kalian. Maka carilah Lailatul Qadar itu di malam ke-29, malam ke-27, dan malam ke-25.’”
Ditengarai, dua sahabat yang berseteru itu adalah Abdullah Bin Abi Hadrad dan Ka’ab bin Malik.
Peristiwa Ketiga: Tiba-tiba Hilang dari Ingatan
Abdurrazaq meriwayatkan sebuah hadis mursal dari Sa’id bin Musayyab. Bahwa Rasulullah saw. bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ ؟ قَالُوا : بَلَى. فَسَكَتَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ : لَقَدْ قُلْت لَكُمْ وَأَنَا أَعْلَمُهَا ثُمَّ أُنْسِيتهَا
“Maukah kukabarkan pada kalian tentang Lailatul Qadar?” Para sahabat menjawab, “Iya, wahai Rasulullah.” Beliau kemudian diam sejenak. Lalu bersabda, “Sungguh aku telah berkata pada kalian, dan aku telah mengetahui Lailatul Qadar. Namun aku kini telah lupa darinya.”
Dalam peristiwa ini, tidak disebutkan sebab lupanya Rasulullah saw.
Hikmah Tidak Terbocorkannya Lailatul Qadar
Tiga peristiwa kegagalan Rasulullah saw. untuk ‘membocorkan’ rahasia Lailatul Qadar ini tidaklah perlu disesali. Karena sesuai sabda Rasulullah saw., justru masih misterinya Lailatul Qadar ini baik bagi umat Islam.
وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
“Ya, mungkin itu lebih baik bagi kalian. Maka carilah Lailatul Qadar itu di malam ke-29, malam ke-27, dan malam ke-25.”
Bahkan, karena peristiwa ini, Imam as-Subki menganggap bahwa menyembunyikan Lailatul Qadar bagi mereka yang menerimanya justru sebuah kesunnahan. Karena mendapatkan Lailatul Qadar adalah sebuah karamah. Kemuliaan yang diberikan Allah Swt. Dan sudah seyogyanya, karamah disembunyikan. Tidak diperlihatkan. Agar tidak memancing rasa riya’. Juga memancing rasa hasud di hati orang lain. Bahkan, malah sibuk menceritakannya kepada orang lain. Bukan sibuk bersyukur kepada Allah atas karamah yang ia terima itu.
Wallahu a’lam.
Referensi
Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-Asqalani. Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari.
Penulis: Hisyam Abbas
Sumber: https://aswajamuda.com/nabi-muhammad-sempat-akan-membocorkan-waktu-lailatul-qadar/