Selama masa kehamilan ada beberapa tradisi selametan dan doa, ada tingkeban (selamatan 130 hari, 4 bulan) dan pitonan (selamatan 7 bulan). Amaliah ini masuk dalam ayat.
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آَتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِين [الأعراف/189]
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”. (al-A’raf: 189)
Rasulullah mendoakan janin Ummu Sulaim dan Abu Thalhah
بَابُ مَا جَاءَ فِي دُعَائِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْبَرَكَةِ لِحَمْلِ أُمِّ سُلَيْمٍ مِنْ أَبِي طَلْحَةَ … وَقَدْ كَانَ أَصَابَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « بَارَكَ اللهُ لَكُمَا فِي لَيْلَتِكُمَا » ، قَالَ : فَوَلَدَتْ لَهُ غُلاَمًا كَانَ اسْمُهُ عَبْدُ اللهِ ، قَالَ : فَذَكَرُوْا أَنَّهُ كَانَ مِنْ خَيْرِ أَهْلِ زَمَانِهِ
“Bab tentang riwayat doa Nabi Muhammad Saw dengan keberkahan untuk kehamilan Ummu Sulaim dari Abu Thalhah… Abu Thalhah bersetubuh dengannya, Kemudian Nabi Saw mendoakan: “Semoga Allah memberkati kalian berdua di malam kalian”. Ummu Sulaim melahirkan anak untuk Abu Thalhah, bernama Abdullah. Mereka menyebutkan bahwa Abdullah adalah termasuk orang terbaik di masanya”[1]
Mendoakan anak-cucu juga telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim:
وَقَالَ { وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ } يَنْبَغِي لِكُلِّ دَاعٍ أَنْ يَدْعُوَ لِنَفْسِهِ وَلِوَالِدَيْهِ وَلِذُرِّيَّتِهِ.
“… Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim: 35). Ibnu Katsir berkata: Dianjurkan bagi setiap orang yang berdoa untuk mendoakan dirinya sendiri, kedua orang tuanya dan anak cucunya”[2]
[1] (HR Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah, 6/406)
[2] Tafsir Ibnu Katsir: 4/513
Originally posted on 16 July 2017 @ 20:26