Aswaja adalah as-Sawadul A’dzam (golongan mayoritas) dari ummat Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Aswaja adalah golongan terbesar, dan Rasul memerintahkan kita agar selalu bersama golongan terbesar.
Keselamatan itu bersama dengan kelompok al-Jamaah. Syekh At-Thayyib (w.743 H) menyatakan bhw yg dimaksud dng al-Jamaah adalah as-Sawadul A’dzam.
Aswaja selalu meneladani Rasul dan para sahabatnya. Syekh al-Mula Ali al-Qari (w.1014 H) menyatakan maksud al-jamaah dlm hadits iftiraq adlh para ahli ilmi, ahli fikih yg tidak berbid’ah.
Tiga Ciri Utama Aswaja
- Sebagai kelompok mayoritas pada setiap masa
- Mereka berpegang teguh kepada ajaran Rasul dan para sahabatnya
- Mereka tidak suka bertengkar; tidak mengkafirkan sesama muslim karena suatu dosa.
قالُوا يَا رسولَ الله، ومَن السَّوادُ الاعْظَم؟ قالَ مَن كانَ علَى مَا أنا عليْه وأصْحابي مَن لمْ يُمار في دِين الله ومَن لم يُكفّرْ أحَدا مِن أهْل التوْحيدِ بِذنْبٍ غُفرلهُ (رواه الطبراني)
Manhaj Fikr Aswaja
Tawasuth (moderat, tdk ekstrem kiri dan kanan, sesuai dengan Al-Baqarah: 143, dng kata kunci
“ummatan wasathan” (pertengahan)
Tawazun (seimbang termasuk dlm penggunaan dalil naqli, dan aqli (al-Hadid: 25) dengan kata kunci “al-Mizan” (neraca penimbang keadilan).
I’tidal (tegak lurus; Al-Maidah: 8) dengan kata kunci “I’dilu” (berbuat adil-lah)
Oleh: Kiai Yusuf Suharto, M.Pd.I, Tim Narasumber Aswaja NU Center PWNU Jatim