Surabaya,
Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional atau lebih sering disebut PIMNAS ke 28 yang akan dilaksanakan di Universitas Haluoleo Kendari telah diumumkan. Nantinya akan ada 440 tim dari berbagai kampus yang akan berlomba menjadi yang terbaik di ajang ini.
Pada PKM kali ini, ITS atau Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya berhasil menempatkan 36 tim. Salah satu tim ITS di ajang PIMNAS ini beranggotakan Mahasantri CSSMoRA ITS. Mereka dipimpin M. Fadli Azis dan beranggotakan M. Idil Hal Amir, Nur Ahmad Syahid dan Imam Afandi Ahmad.
Mereka berhasil lolos PIMNAS pada bidang PKMM atau pengabdian kepada masyarakat.
Judul PKM yang diangkat adalah “Santri Transformer: Upaya membentuk minat robotika kalangan santri pondok pesantren”. Tim mendapatkan dukungan penuh dari pembina CSSMoRA ITS, Dr Agus Zainal Arifin SKom MKom, yang juga pembimbing PKM ini.
“Santri Transformers Club merupakan komunitas santri yang memiliki minat di bidang elektronika khususnya robotika,” kata M Dafli Aziz, Jumat (28/8). Rencanaya komunitas robot ini akan dijadikan kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Al-Badar DDI Parepare, lanjutnya. ketua tim PKM ini.
Dalam pandangan Ketua Tim PKM ini, diharapkan setelah kegiatan, para santri dapat memiliki kemampuan di bidang elektronika serta mempersiapkan diri dalam mengikuti lomba.
Alasan mengambil pesantren Al-Badar karena ada dua alumni pesantren ini yang turut serta dalam tim, M. Fadli Azis, jurusan Teknik Elektro ITS, serta M. Idil Haq Amir, jurusan Sistem Informasi. Keduanya angkatan 2011 di jurusan masing-masing.
Nantinya setelah wisuda dari ITS, keduanya akan menjalani proses pengabdian di pondok pesantren tersebut. “Pengabdian merupakan bukti kecintaan kepada almamater,” katanya. Selain itu juga merupakan tanggung jawab mahasantri PBSB 2011 untuk mengabdikan diri di pesantren asal.
Menurut Fadli, salah satu sebab Pondok Pesantren Al-Badar belum dapat berpartisipasi pada kompetisi robot karena tidak adanya tenaga pengajar. “Kendala lain adalah sulitnya mencari komponen robot,” tutur peraih dua medali emas di PIMNAS 27 di Semarang tahun 2014 tersebut.
Sebelumnya, tim ini telah melakukan serangkaian pengenalan mendasar tentang robot di pesantren April lalu. Dalam pengenalan tersebut, ada serangkaian tes untuk mengetahui kemampuan santri terhadap robot.
Keahlian soal robot ternyata masih terbentur persepsi santri terkait teknologi. “Ada santri yang mengatakan bahwa robot adalah suatu alat atau mesin yang tidak ada pada zaman Rasulullah SAW,” katanya sembari tersenyum. Hal ini semakin meyakinkan anggota tim untuk terus memberikan pengenalan dan pendalaman seputar robot dan kegunaannya dalam kehidupan dan ibadah,” pungkasnya.